
Bahan bangunan ramah lingkungan (Go Green) semakin populer saat ini. Meskipun terdapat banyak keuntungan, penggunaannya juga memiliki tantangan. Mencari bahan bangunan Go Green tentunya harus lebih jeli dan berhati-hati. Sebab belum terlalu banyak orang yang benar-benar paham mengenai bahan bangunan ini
7 Tantangan yang Perlu Dipertimbangkan Saat Menggunakan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan kini makin menggeliat, namun banyak juga orang belum menggunakannya saat ini. Beberapa hal berikut menjadi alasannya.
1. Biaya Lebih Tinggi
Salah satu tantangan terbesarnya adalah biaya yang lebih tinggi. Bahan bangunan ramah lingkungan seringkali memerlukan teknologi dan proses produksi yang lebih canggih. Meskipun biayanya lebih tinggi, ternyata dalam jangka panjang justru lebih hemat, seperti penghematan energi dan biaya perawatan.
2. Ketersediaan Bahan Terbatas
Bahan bangunan ramah lingkungan seperti bambu dan kayu daur ulang masih belum tersedia secara luas di pasar. Hal ini menjadi kendala bagi pengguna yang ingin menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan.
3. Keterbatasan Desain Serta Pilihan Warna
Memiliki keterbatasan dalam desain dan pilihan warna. Misalnya, bahan bangunan seperti adobe dan styrofoam memiliki warna dan bentuk yang terbatas, sehingga penggunaannya dapat membatasi pilihan desain bangunan.
4. Kesulitan Instalasi
Beberapa bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti tanah liat dan plester adobe memerlukan teknik instalasi lebih canggih dan terampil. Hal ini menjadi tantangan bagi pengguna yang tidak memiliki keahlian khusus dalam instalasi bahan bangunan.
5. Tidak Cocok untuk Lingkungan Tertentu
Bahan bangunan seperti ini terkadang tidak cocok digunakan di lingkungan tertentu. Misalnya, bahan bangunan kayu kurang cocok untuk daerah yang sering hujan dan kelembaban tinggi, karena dapat memicu pertumbuhan jamur dan kerusakan kayu.
6. Pengaruh Cuaca Lebih Besar
Bahan bangunan ramah lingkungan seperti tanah liat dan plester adobe lebih rentan terhadap pengaruh cuaca seperti hujan, angin, dan suhu ekstrem. Hal ini dapat memerlukan perawatan yang lebih sering dan lebih cermat untuk menjaga keawetan dan kualitas bahan bangunan.
7. Pemeliharaan Lebih Rumit
Memerlukan perawatan yang lebih sulit dan lebih sering. Misalnya, bahan bangunan kayu memerlukan perawatan seperti pengecatan dan perlindungan terhadap serangan hama dan cuaca ekstrem.
Penggunaan bahan bangunan semacam ini memang tidaklah mudah, namun jika dilakukan dengan benar, memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan pengguna.
Cara Atasi Tantangan Penggunaan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
1. Bandingkan Biaya
Bandingkan biaya yang ramah lingkungan dengan bahan bangunan konvensional.
2. Mencari Bahan Alternatif
Jika bahan bangunan ramah lingkungan yang diinginkan tidak tersedia, cobalah cari bahan alternatif ramah lingkungan.
3. Konsultasi Dengan Ahli
Jika tidak memiliki pengalaman, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli.
4. Pilih Bahan Sesuai dengan Lingkungan
Pilih bahan bangunan ramah lingkungan yang sesuai dengan lingkungan di mana bangunan tersebut akan dibangun.
5. Merencanakan Pemeliharaan yang Tepat
Sebelum memilih bahan bangunan ramah lingkungan, pertimbangkan perawatan dan pemeliharaannya.
6. Pilih Bahan Bangunan yang Mudah Dipasang
Pilih bahan yang mudah dipasang oleh pengguna dengan keahlian umum.
7. Perbaikan Rutin
Perbaikan dan pemeliharaan rutin sangat penting agar tetap awet.
Tantangan penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan dapat diatasi dan manfaat jangka panjangnya dapat dinikmati dengan cara memilih bahan yang tepat, mengikuti prosedur instalasi yang benar, dan merencanakan perawatan yang baik. Anda juga bisa kunjungi https://scgcbm.id/ jika sedang mencari kelengkapan bahan bangunan berkualitas.
Referensi:
https://ekbis.sindonews.com/berita/1025188/150/era-go-green-kawasan-hunian https://www.ilmusipil.com/membuat-bangunan-yang-go-green https://www.neliti.com/publications/82605/analisis-tantangan-dan-manfaat-bangunan-hijau